Tahukah anda bahwa tambang emas terbesar di dunia
itu adalah di Grasberg Papua - Indonesia dgn produksi 40.9 ton per tahun ? Jika
1 gram emas = 300 ribu. 1 kilogram = 300 juta. 1 ton = 300 M. 40.9 ton = 12.3
Trliun/ tahun. Itulah produksi "sampingan" PT. Freeport. Kenapa
disebut produksi sampingan PT. Freeport, karena PT. FI produksi utamanya adalah
tembaga yg besarnya 18 juta ton. Perak 3400 ton.
Kandungan emas
terbukti di tambang Grasberg Papua saja (belum termasuk area tambang freeport
di area lain di papua) = 1600 Ton. Dengan harga 300 ribu/ gram (harga pasar sdh
di atas 400 ribu/gram) didapatkan total = 480 triliun. 50% saja kembali ke
Papua, sudah kaya raya. Jika 480 triliun itu dibagi ke 2.8 juta penduduk Papua.
Rata-rata per orang punya kekayaaan = Rp. 171 juta per orang, termasuk bayi
yang baru lahir.
Itu baru dari emas
di 1 (baca : satu) gunung emas di Papua dari belasan gunung emas yang
dimiliki. Dan hanya baru dari emas saja. Belum lainnya. Dari hasil tembaga di
Grasberg saja ( tidak termasuk lainnya) Freeport menghasilkan USD. 178 milyar
atau Rp. 1.600 triliun. Jika 1.600 triliun tersebut dibagi rata ke 2.8 juta
penduduk Papua, masing-masing per orang akan menerima = Rp. 5.715 juta. Hampir
6 milyar/orang.
Ditambah produksi
perak yang terdapat di area tambang Garsberg saja. Total pendapatan freeport
adalah USD 298 Milyar atau Rp. 2.682 triliun. Jika Rp. 2.682 triliun hasil
kekayaan emas, tembaga dan perak yang di Grasberg Papua itu saja dibagi 2.8
juta penduduk = Rp. 9.8 milyar !! Penduduk Papua punya pendapatan
perkapita Rp. 9.8 M selama 47 tahun atau rata-rata ICP = Rp. 208 juta per
tahun. Hanya dari Grasberg !! Tapi tahukah anda berapa royalti yang
dibayar freeport dan seluruh usaha tambang mineral di Indonesia? Hanya Rp. 12
Triliun / tahun.
Contoh : tahun
2007, pendapatan yang dilaporkan Freeport USD 5.13 Milyar. Pajak yang dibayar
hanya USD. 1.3 milyar dan royalti USD 133 juta. Berapa keuntungan PT. Freeport
tahun 2007 itu setelah dipotong pajak dan royalti ? USD 3.234 juta atau Rp. 29
triliun !!!!
Adalah negara di
dunia ini yang "sebodoh" Pemerintah RI? Dimana-mana hasil tambang itu
lebih 50% nya dinikmati negara. Bukan kontraktor ! Bagaimana bisa diterima akal
sehat, negara terima pendapatan total hanya 13 Triliun sedangkan PT Freeport
untung bersih 29 Triliun? (2007).
Total pendapatan
PT. Freeport 2004-08 = USD 17.893 milyar atau Rp. 161 triliun. Total utk RI =
USD 4.481 milyar atau Rp. 40 Triliun. Hebatkan? Freeport untung bersih Rp. 121
triliun kurun waktu 2004-08, penerimaan negara hanya 40 triliun dari laba kotor
Rp. 161 Triliun. Sebagai bentuk sedekah, PT. freeport keluarkan 1% untuk rakyat
Papua. Selama kurun waktu 2004-2008 rakyat Papua dapat 1% atau Rp. 1.61
Triliun.
Apakah negara kita
pernah audit berapa sebenarnya kandungan emas, tembaga, perak dan lain lain
yang ada dikonsesi tambang Freeport? Tidak pernah. Padahal luas tambang
grassberg itu hanya seperlima dari luas tambang Freeport yg 2.6 juta ha atau 6%
dari luas papua. Jika kita punya presiden yang mau nasionalisasi tambang
Freeport kayak venezuela atau bolivia, RI tidak perlu mengemis cari utang ke
Bank Dunia.
Saya kaget ketika
wamen ESDM bilang pajak batubara kita hanya 25% dan royalti max 6%. total 31%.
negara rugi, kontraktor kaya raya. Bagaimana bisa, batubara yang lebih gampang
exploitasinya dikenakan royalti dan pajak bagian negara yang lebih rendah
dibandingkan migas? Edan ! Harusnya batubara dan tambang mineral lainnya juga
diperlakukan seperti migas. 70-80% bagian untuk negara, 20-30% utk kontraktor.
Semua elemen
bangsa, utamanya DPR harus berani desak pemerintah realisasikan Pasal 33 UUD
kita. Sudah saatnya kita berhenti jadi bangsa pengemis. Tahukah anda sebagian
besar galian tambang di Freeport itu tidak diolah di Papua tapi tanahnya
langsung dikapalkan dan dikirim ke luar negeri?
Dulu Bakrie dapat
10% saham divestasi Papua tapi setahun kemudian dijual lagi dengan harga
berlipat-lipat kejar rente aja. Kita bisa harapkan renegosiasi kontrak
tambang-tambang kita pada SBY. SBY sudah akui AS sebagai negara keduanya. Dia
tidak peduli dengan nasib rakyat RI.
Apakah Jakarta/
Freeport pernah peduli dengan Papua? Apakah ada SD, SMP, SMA, PT terbaik
dibangun di Papua? Tidak. Supaya rakyat Papua tetap bodoh. Apakah
Jakarta/Freeport ada bangun jalan lintas papua? Tidak ada. Supaya akses ke
tambang-tambang kekayaan alam itu tidak bisa ditembus publik.
China menawarkan
pembangunan jalan trans papua gratis kepada RI. RI menolak karena AS tidak
setuju. Adakah Rumah sakit terbaik dibangun di Papua? Tidak ! Rakyat Papua
tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik. Infrastruktur publik
di Papua paling buruk di seluruh Indonesia. Disengaja demikian agar papua tidak
bisa maju. Rakyatnya tak boleh pintar.
Rakyat papua yang
mau dapatkan sekolah dan pelayanan kesehatan terbaik harus ke Jawa. Sekolah di
UGM atau berobat di Jakarta/Surabaya. Padahal Papua adalah daerah yang tingkat
penyebaran aids nya tertinggi di Indonesia, kenapa bisa Jakarta tidak peduli?
Sengaja ?
Jakarta menyuap
Papua dengan bikin kaya dan bikin mabok elit Papua. Membiarkan korupsi
gila-gilaan oleh pejabat-pejabat Papua. Rakyatnya menderita. Papua punya
semuanya : emas, tembaga, migas, perak, uranium, hutan, laut yang kaya ikan,
bahkan batubara. Kemana itu semua?
China dengan
cadangan devisanya terbesar dan butuh pekerjaan/investasi telah sukses bangun
infrasturktur gratis di Afrika. RI menolak. Sama halnya ketika Malaysia
tawarkan jembatan Semananjung Malaka - Sumatera gratis ke RI. Hatta Rajasa
menolak. Takut.
Saya pernah
berkunjung ke HPH PT. Irmasulindo di Papua. Kalo tidak salah dapat konsensi
390.000 ha. Kayu-kayu Papua ditebang, dijual. Setelah kayu-kayu hutan habis
ditebang, lahan ditanami kelapa sawit. Benar-benar kekayaan alam yang luar
biasa. Apakah ada untuk rakyat Papua? Hutan di Papua menurut karyawan PT. Irma
sulindo lebih gampang ditebang daripada hutan di sumatera. Geografinya lebih
mudah. Kayak ATM bank.
Saya pernah ketemu
dengan karyawan Freport warga asli Papua. Tamatan Australia. Dia tidak bisa
jadi direksi. Jabatan GM mentok. Ga boleh. Lalu dia datang ke jakarta beserta
beberapa orang tokoh Papua. Menginap di hotel sentral pramuka. Mau ketemu Fredy
Numberi, Hatta, Mustafa, SBY. Mereka mau nuntut ada warga asli Papua jadi
direksi di Freeport. Ujung-ujungnya dia ditawari uang USD 2 juta dan diancam.
Disuruh pulang. Oh ya..ydng fasilitasi karyawan Freeport yang mau nuntut jadi
direksi Freport Indonesia itu adalah Henky Luntungan dan Subur Budisantoso,
elit PD. Gagal.
Saya baca hasil
riset Marwan Batubara tentang Papua dan Freeport. Mau menangis lihat negara ini
dirampok oleh elitnya sendiri. Tidak usah jauh-jauh anda datang ke
Jayapura. Pagi-pagi anda pasti mudah jumpai warga asli papua pake koteka, mabuk
dan minta uang.. mengemis. Tahun 1986 Amin Rais yang pertama sekali angkat isu
Freeport jadi isu nasional. Suharto marah. Amin Rais jadi musuh negara.
Sekarang Amin sudah pikun ?