Monday, August 27, 2012

Dinasti cikeas versi George junus Tjondro (2)

YAYASAN-YAYASAN YANG BERAFILIASI DENGAN SBY

Selain melalui lebih dari selusin tim kampanye (lihat Lampiran 1 )Tim-TimKampanye Partai Demokrat dan Capres-Cawapres SBY-Boediono), penggalangan dukungan politis dan ekonomis bagi SBY dimotori oleh yayasan-yayasan yang berafiliasi dengan SBY dan Ny. Ani Yudhoyono. Selanjutnya, yayasan-yayasan yangberfungsi sebagai bagian dari strategi public relationship keluarga Yudhoyono, ternyata tidak luput dari usaha penggalangan danabagi perusahaan-perusahaan lama dan baru, yang kemungkinan besar juga menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk biaya kampanye Partai Demokrat dan calon presidennya.
 
 
Lampiran 1
Tim-Tim Kampanye Partai
Demokrat dan
Capres-Cawapres SBY-Boediono

Dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009, Partai Demokrat dengan Capres SBY dan Cawapres Boediono, paling gencar berkampanye berkat banyaknya tim sukses atau tim
kampanyenya. Tim-tim itu ada yang dida􀀂 arkan secara resmi ke KPU, ada pula yang tidak didaftarkan, walaupun tidak kalah efektif kegiatan kampanyenya. Menurut salah seorang mantan jenderal pendukung SBY dalam Pilpres 2004, Mayjen (Purn)
Djali Yusuf, Operasi tentara itu kan ada yang terbuka dan tertutup. Jadi kalau kita mau bergerak, ya tidak semua harus terbuka. Ada juga orang yang tidak suka dengan kemampuan kita. Tapi ada yang kita buka, kampanye terbuka, dialogis bisa dipantau. Jadi masing-masing mempunyai cara, ada operasi  terbuka dan tertutup, ungkapnya. Ia juga menegaskan, bahwa semua tim sukses itu langsung berada di bawah koordinasi
Presiden SBY. “Kita bergerak di lapangan dan koordinasinya langsung ke Pak SBY,kata mantan Pangdam Iskandar Muda, Aceh, itu (Giovanie 2009).

1. Barisan Indonesia (Barindo): Organisasi massa yang diprakarsai Letjen TNI M. Yasin. Akbar Tanjung ikut sebagai  Ketua Dewan Pembina. Tim ini memiliki jasa yang cukup signifikan dalam mengantarkan SBY meraih kemenangan pada Pilpres 2004. Menjelang Pilpres 2009, tim ini pecah. Kubu Letjen (Purn) M. Yasin mendirikan Barindo Raya yang berdiri di belakang capres Megawati.

2. Blora Center: Kelompok ini didirikan kalangan dekat Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Agustus 2004. Setelah berubah wujud menjadi Lumbung Informasi Rakyat (Lira),
kelompok itu mengumumkan berdirinya Blora Center 2009. Pada 2004, Blora Center merupakan pusat informasi untuk pemenangan Yudhoyono-Jusuf Kalla, terutama pada
putaran kedua pemilihan presiden. Kantor mereka dulu di Jalan Blora, Jakarta Pusat, sedangkan tahun 2008, merekapindah ke kompleks perkantoran Gajah, Tebet, Jakarta
Selatan. Menghadapi pemilu 2009, Blora Center diaktifkan ke daerah-daerah.
3. Tim Delta: Mengurusi semua perlengkapan kampanye, terutama atribut kampanye. Dikomandani oleh mantan Asisten Logistik Panglima TNI, Mayjen (Purn.) Abikusno.

4. Tim Echo: Tim siluman yang tidak terdaftar secara resmi ini menjalankan fungsi intelijen untuk mendongkrak suara Partai Demokrat di daerah-daerah. Tim ini ramping, hanya seorang pemimpin di setiap kabupaten dan kota. Pada hari pemungutan suara, tim pendukung ini berkonsentrasi memperkuat para saksi di TPS, dengan memberi mereka upah Rp 100 ribu per orang. Untuk Provinsi Yogyakartasaja, tim ini menyiapkan anggaran Rp 1 milyar. Tim ini dipimpin oleh mantan Panglima TNI Marsekal (Purn.)
Djoko Suyanto.

5. Tim Foxtrot: Konsultan komunikasi politik yang secara khusus direkrut oleh Partai Demokrat. Lebih dikenal dengan nama Bravo Media Center (BMC), yang diresmikan hari Senin, 23 Februari 2009 di Jalan Teuku Umar No. 51, Jakarta Pusat, dan diasuh oleh Zulkarnain (Choel) Mallarangeng42), CEO Fox Indonesia. Perusahaan konsultan komunikasi politik milik Choel dan Rizal Mallarangeng ini menangani media campaign SBY, termasuk iklan seharga Rp 500 juta di harian Kompas. Adik Alfian Mallarangeng, juru bicara kepresidenan dalam kabinet lalu, dibantu oleh General Manager Kahfi Siregar, Senior Manager Media dan PR Amalia Kartika. Mulai Senin, 1 Juni 2009, BMC diubah menjadi Kantor Pusat Tim Pemenangan SBY-Boediono, yang diketuai oleh M. Hatta Rajasa dengan wakil Djoko Suyanto, mantan Panglima TNI.

6. Gerakan Pro-SBY (GPS): Dideklarasikan Selasa, 21 April 2009, dengan Ketua Umum, Marsekal (Purn.) Suratto Siswodihardjo. Mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn.)
Sutanto (Komisaris Pertamina) duduk sebagai Ketua Dewan Pembina GPS, dan mantan Kaster TNI Letjen (Purn.) Agus Widjojo menjabat sebagai Penasehat. Anggota-anggotanya yaitu mantan KSAU Marsekal (Purn.) Herman Prayitno, mantan Kasum TNI Letjen (Purn.) Suyono, Menkes Siti Fadilah Supari, dan Menhut MS Kaban. GPS punya 460 cabang di 33 provinsi. Karena GPS bukan tim pemenangan resmi SBY, maka Partai Demokrat tidak menarik Sutanto dari tim sukses ini, karena dianggap tidak melanggar UU No. 42 /2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 41 Ayat 2 melarang pejabat BUMN dan BUMD ikut sebagai pelaksana kampanye dengan sanksi penjara maksimal 12 bulan dan denda maksimal Rp 60 juta.

7. Jaringan Nusantara: Digerakkan oleh Andi Arief, mantan aktivis mahasiswa UGM (Komisaris PT Pos), Aam Sapulete (Komisaris PTPN VII Lampung), dan Harry Sebayang (Komisaris PTPN III Sumatera Utara). Mereka menjadi aktivis mahasiswa di Yogyakarta, sewaktu SBY menjadi Danrem. Akibat sorotan Bawaslu dan gerakan prodemokrasi,mereka bertiga melepaskan jabatan mereka sebagai komisaris BUMN, agar tidak dianggap melanggar UU No. 42/2008 Pasal 41 ayat 2.

8. Koalisi Kerakyatan: Dipimpin oleh Jumhur Hidayat,mantan Sekjen Partai Daulat Rakyat (PDR) sewaktu partai itu diketuai oleh Adi Sasono, Menteri Koperasi & UKM di
era Presiden B.J. Habibie. Di era SBY-JK, ia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan (BNP2) TKI. Koalisi ini meliputi Dewan Tani, HNSI,
dan Gaspermindo (Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia), dan didukung oleh mantan Kepala BIN Syamsir Siregar. Walaupun Jumhur pejabat pemerintah, ia tidak ditarik dari tim sukses SBY-Boediono, karena tidak terdaftar secara resmi.

9. Tim Romeo: Menjalin komunikasi dengan rakyat. Segala kebijakan SBY yang dianggap berhasil disosialisasikan kelompok yang dipimpin Mayjen (Purn.) Sardan Marbun.Tim ini juga mengurus PO Box 9949 dan SMS 9949.

10. Tim Sekoci: Seperti tim Echo, tim ini menjalankan fungsi intelejen dengan mendata tokoh masyarakat, pengusaha,tokoh agama, tokoh perempuan, petani, dan nelayan.
Sekoci dibentuk menjelang pemilu legislatif 2004 untuk kepentingan politik SBY. Hampir 90% personil tim ini pensiunan tentara, di antaranya Letjen (Purn.) T.B.Silalahi (anggota Wantimpres), Mayjen (Purn.) Soeprapto (Komisaris Utama PT Indosat), Mayjen (Purn.) Djali Yusuf, Amir Sembiring, Irvan Edison, dan Max Tamaela (Komisaris PT Hutama Karya). Di luar pensiunan tentara, tim itu beranggotakan sejumlah pengusaha dan pelaku bisnis, di antaranya Teddy Tohir (pendiri Astra) dan anaknya, Boy Garibaldi Tohir (Adaro), Robbyanto Budiman (Wahana Makmur Sejati), Patrick Waluyo (Northstar Pasifi k), serta Frans Kansil (Unilever). Ada juga politikus seperti Yahya Ombara (Komisaris PT Kereta Api Indonesia). Sewaktu pertama kali dibentuk, Sekoci terpisah dari tim kampanye SBY-JK yang dipimpin M. Ma’rruf. Saat ini Tim Sekoci bergerak di bawah pimpinan Soeprapto.
Tahun 2006, tim ini berubah wujud menjadi lembaga swadaya masyarakat dengan nama Sekoci Indoratu-kependekan dari Indonesia Raya Bersatu. Lembaga itu
menempati gedung tiga lantai di kompleks kantor Otoritas Asahan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Rapat-rapat konsolidasi sejak medio Oktober 2008 berlangsung di
kantor ini. Rabu, 10 Juni 2009, Soeprapto, Max Tamaela, dan Yahya Ombara ditarik dari tim sukses ini oleh Ketua Timkamnas SBY-Boediono, M. Hatta Rajasa, setelah
Bawaslu dan berbagai kalangan mengecam pengangkatan komisaris-komisaris BUMN dalam tim-tim sukses para capres dan cawapres.

11. Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam: Didirikan tahun 2005 untuk merangkul pemilih dan calon pemilih yang beragama Islam dan dibina oleh Sespri Presiden, Brigjen Kurdi Mustofa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Habib Abdul Rahman M. al-Habsyi. Yayasan ini memiliki cabang di 33 provinsi, dan bekerjasama dengan sejumlah ormas Islam setempat, seperti Al-Washliyah dan Tarbiyah Islamiyah di Sumatera dan Darul Da’wah Wal-Irsyad di Sulawesi. Ketua Majelis Dzikir SBY Sumatera Utara, Marahalim Harahap,juga Wakil Ketua PWNU Sumatera Utara.

12. Modernisator, adalah gerakan profesional muda yang membangun jaringan dengan sejumlah pengusaha terkemuka di Indonesia, dan baru berdiri tahun 2008.
Pelopornya adalah Dino Patti Djalal, Lin Che Wei, Emirsyah Satar, Sandiago Uno, Bernhard Subiakto, Chrisma Albanjar, Dini Purwono, Zaenal Budiyono, M. Chatib
Bisri, dan Marko Kusumawijaya. Di antara mereka yang punya koneksi yang kuat di kalangan pengusaha adalah Sandiago Uno dan Emirsyah Satar. Di antara pengusaha
yang berhasil ditarik ke kubu SBY-Boediono di antaranya Chaerul Tanjung, Anindya Bakrie, dan Taufik Rahzen.
Salah seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang mendukung pasangan SBY-Boediono adalah Alim Markus, pemilik Maspion Group. James Riady dengan Grup
Lipponya juga seorang pendukung yang kuat, sampaisampai menggunakan pengaruhnya dalam sebuah surat kabar harian untuk mencegah pemuatan tulisan-tulisan yang kritis terhadap Partai Demokrat. Namun yang sejak awal sudah mendukung SBY adalah Siti Hartati Murdaya Poo, pemilik Grup CCM (Central Cipta Murdaya), yang telah menyediakan kantor di Lantai 8 Gedung CCM, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, setelah SBY diberhentikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Mayjen (Purn.) Djali Yusuf, salah seorang penggagas tim Sekoci, mengakui timnya mendekati Hartati yang juga Ketua Walubi agar bisa memenangkan SBY di kalangan umat Buddhis waktu Pemilu 2004. Pengelola Arena Pekan Raya Jakarta ini juga
berulangkali menyediakan gelanggang promosi bisnisnya sebagai tempat penyelenggaraan Rapimnas Partai Demokrat, 8-9 Februari 2009.

Ketika itu Hartati mengenakan jaket biru Partai Demokrat,dan duduk di barisan terdepan, sebaris dengan SBY, Ani Yudhoyono, dan Hadi Utomo. Selanjutnya, dalam daftar tim kampanye SBY-Boediono yang ditandatangani Hatta Rajasa, nama Hartati masuk sebagai Wakil Koordinator Operasi I. Dia masuk sebagai wakil tim relawan tim
sukses SBY. Tak hanya itu, saat penyusunan Kabinet SBY II, namanya juga kencang berhembus sebagai kandidat menteri (Forum Keadilan, 29 Nov. 2009: 14).

13. Tim siluman yang bekerja untuk memenangkan ketiga pasangan capres dan cawapres, sulit diatur. Pola kerjanya mirip operasi intelijen dengan dukungan dana tidak terbatas. Tim yang dipimpin oleh mantan Panglima TNI  Marsekal (Purn.) Djoko Suyanto tidak dilaporkan ke KPU ini berpotensi mengelola dana ilegal, yang jauh lebih besar dari pada dana yang dikelola tim resmi. Ketua Bidang Politik DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan, kehadiran tim siluman tidak mungkin dilarang. Tim ini ada yang lahir di Jakarta dan di daerah. Yang begitu kami tidak atur. Tidak ada urgensinya mendata secara khususkarena itu adalah bagian dari inisiatif masyarakat,” katanya kepada Lampung Post, 18 Mei 2009.

Antara tahun 2005-2006, telah didirikan dua yayasan yang berafiliasi ke SBY, yakni Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang didirikan tahun 2005 dan berkantor di Tebet,Jakarta Selatan, tapi selalu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dzikirnya di Masjid Baiturrahim di Istana Negara; serta Yayasan
Kepedulian Sosial Puri Cikeas, disingkat Yayasan Puri Cikeas,yang didirikan tanggal 11 Maret 2006 di kompleks perumahan Cikeas Indah (lihat Lampiran 2: Susunan Pengurus Yayasan Puri Cikeas).

Lampiran 2
SUSUNAN DEWAN PENGURUS
YAYASAN PURI CIKEAS
PERIODE 2006 - 2011

Dewan
Dewan Pembina

Ketua : Ir. Jero Wacik, S.E.
Wakil Ketua : Sofyan Basir
Anggota : Anna Karmini
     Anton Sukartono
      Budi Sartono
Dewan Kehormatan

Ketua : Prof. Dr. Sukamdani Sahid G. Sarjono
Anggota : Tanri Abeng, M.B.A.
Dewan Pengawas
Ketua : Glen Glenardi
Anggota : Diah Martiningsih
                Zuwanna C. Gumanti, SH, M.Kn
Dewan Penasihat
Ketua : Jenderal (Purn.) Subagyo H.S.
Anggota : Komjen POL Didi Widayadi
                 Mayjen TNI Bambang Sutedjo
                 Ir. Lendo Novo
                 Dr. Ir. Bambang Susantono
                 Sugijanto
                 Arief Prawiro
                 Ir. Harsudi Supandi
                 John Robert Benson
Pengurus
Ketua Umum : Drs. Suratto Siswodihardjo
Wakil Ketua Umum : Letjen (Purn) Agus Widjojo
Sekretaris Jenderal : Ir. Himawan Arief , M.T.
Bendahara Umum : Emil Abeng, M.B.A.
Wakil Sekjen : Ir. Yogi Pratomo
Direktur Eksekutif : Ir. Turino Yulianto
Bidang Sosial
Ketua : Adjie Massaid
Anggota : Neti Dadi Hariadi
                Sri Tedi Rusdi
                Denny
                Imam
Bidang Kesehatan
Ketua : Dr. Eddy Suharso, M.Kes.
Anggota : Dr. Abdul Razak
                Dr. Seto Hanggoro
Bidang Penanggulangan Bencana Alam
Ketua : Pirton Raul Hutagalung
Anggota : Roy Ilham
                Nungki
Bidang Dana dan Pembinaan Usaha
Ketua : Ir. Hariadi Budi Sukamdani, M.M.
Anggota : M. Arsjad Rasjid Prabu M.
                Kiki Abdurahmani
                Suryanto
                Benny Hutahayan
Bidang Hukum dan HAM
Ketua : Irfan Melayu, S.H., LLM
Anggota : Andi Natanael, S.H.
Bidang Pendidikan
Ketua : Indra Utama Tahir
Anggota : Sunarto Ponirin
Bidang Lapangan Kerja
Ketua : Ir. Bambang Esti Martono, M.M.
Anggota : Gabriele Trivastono
                Andi Taufan
Bidang Litbang dan Iptek
Ketua : Salahuddin
Anggota : Ir. Raswari
Bidang Antar Lembaga
Ketua : Jimmy M. Rifai Gani
Anggota : Muhammad Akhir
                Pranoto Hartowidjojo
Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Pengembangan
Wilayah Tertinggal
Ketua : Ir. Rudi Tavinos
Anggota : Dr. Ir. M. Ali Ashat
                Ir. Heru Dewanto
                Isnaizal Manti
Bidang SDM
Ketua : Drs. Muhammad Tau􀀁 k
Anggota : George Nicholas
                Yahya Ruhiya
Bidang Publikasi dan Media
Ketua : Teddy Robinson
Anggota : Agung Prawoto
               Kristuadji Legopranowo
               Angelina Sondakh
               Nico Siahaan
Ditetapkan di : Cikeas, Bogor
Pada tanggal : 11 Maret 2006

Kedua yayasan ini melibatkan sejumlah menteri (ada yang sekarang mantan menteri -lihat lampiran 2), sejumlah perwira tinggi, sejumlah pengusaha, serta anggota keluarga besar SBY.
Edhi Baskoro Yudhoyono, putra bungsu SBY dan Ny. Ani Yudhoyono, menjabat sebagai salah seorang Sekretaris Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, dan Hartanto Edhie Wibowo,adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono (lihat Box II: Dinasti Sarwo Edhie Wibowo) sebagai salah seorang bendahara.
Menjelang Pemilu 2009, yayasan penopang kekuasaan SBY bertambah satu: Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian (YKDK), yang dipimpin oleh Arwin Rasyid. Empat orang anggota Dewan Pembinanya sudah masuk ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, yakni Djoko Suyanto, Purnomo Yusgiantoro, Sutanto, dan MS Hidayat (lihat Lampiran 3a: Visi, Misi, dan Struktur Pengurus YKDK; Lampiran 3b: Kegiatan YKDKI; Lampiran 3c: Mitra-mitra YKDK).Yayasan ini dikelola oleh orang-orang yang punya banyak pengalaman di bidang perbankan. Ketua Umumnya, Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Bank Niaga, sedangkan Bendahara Umumnya, Dessy Natalegawa. Dessy adalah adik kandung Menlu Marty Natalegawa yang sudah diproyeksikan akan diangkat menjadi Menlu dalam KIB II (Gatra, 28 Okt 2009:
16). Mereka tidak perlu lagi bingung memikirkan penggalangan dana (fund raising) bagi yayasan ini, yang telah mendapat kucuran dana sebesar US$ 1 juta dari Djoko Soegiarto Tjandra, pemilik Bank Bali dan buron kelas kakap BLBI (Vivanews, 2 Okt. 2009; Mimbar Politik, 7-14 Okt. 2009: 10-11).
Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Majelis Dzikir SBYNurussalam, dan Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian punya beberapa ciri yang sama. Ketiga yayasan itu tidak dipimpin oleh SBY sendiri, tapi oleh orang-orang dari inner circlenya. Pola operasinya sama, memadu kedermawanan dengan mobilisasi dukungan politik dan ekonomi. Sejumlah perusahaan pendukung ketiga yayasan itu bukannya tidak mengharapkan keuntungan. Padahal, jangkauan kedermawanan ketiga yayasan itu membutuhkan dana yang sangat besar. Lagi pula, hasil audit ketiga yayasan itu oleh auditor publik yang betul-betul independen, belum pernah dilaporkan ke parlemen dan media massa.
Soalnya, ketiga yayasan itu melibatkan sejumlah Menteri dan staf harian Presiden, serta menguasai dana milyaran rupiah.
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tadinya melibatkan tiga orang Menteri (Hatta Rajasa, Sudi Silalahi, dan M. Maftuh Basyuni, yang tadinya Menteri Agama) sebagai Pembina, serta Brigjen Kurdi Mustofa, Sekretaris Pribadi Presiden SBY, sebagai Pengawas. Kegiatan yayasan ini telah menelan dana yang
sebagian mungkin berasal dari anggaran negara. Misalnya, dana untuk kegiatan zikir dan doa di Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Negara di akhir 2007 dan 2008, yang diikuti antara 3000 dan 4000 jemaah. Setelah selesai berdoa, mereka diundang makan malam di Istana Negara (Kompas, 31 Des. 2007;
Tempo, 13 Jan. 2008: 34).
Biaya makan malam ribuan jemaah zikir itu mungkin dapat diambil dari anggaran rutin kepresidenan yang telah disetujui oleh DPR-RI. Tapi bagaimana yayasan ini mensponsori biaya ibadah umroh bagi lima rombongan ulama (@50 orang per rombongan) di mana setiap orang menelan biaya seribu real (Antara News, 16 Sept. 2008; Masayok 2008; website majelis dzikir)? Boleh jadi, selain dari uang rakyat, melalui anggaran
bersambung..................................

Dinasti Cikeas versi George Junus Aditjondro (1)

Membongkar Gurita Cikeas,di Balik Skandal Bank Century

“Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya?
Bahkan berkembang pula desas-desus, rumor, atau tegasnya fitnah,yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY;Fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan.…. sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimanaakhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali kenegara?”


Begitulah sekelumit pernyataan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya hari Senin malam, 23 November 2009. Ia menanggapi rekomendasi Tim 8 yang telah dibentuk oleh Presiden sendiri, untuk mengatasi krisis kepercayaan yang meledak di tanah air, setelah dua orang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Bibit S.Ryanto dan Chandra M. Hamzah – ditetapkan sebagai tersangka
kasus pencekalan dan penyalahgunaan wewenang, Selasa, 15 September, dan ditahan oleh Mabes Polri, Kamis, 29 Oktober 2009.
Barangkali, tanpa disadari oleh SBY sendiri, pernyataannyayang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara konflik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century, bagaikan membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh drama yang dalam bahasa awam populer dijuluki drama cicak melawan buaya. Memang, drama itu begitu menyedot perhatian.

Mata publik pun tertuju pada tokoh Anggodo Widjojo, yang dijuluki “calon Kapolri” atau “Kapolri baru”. Sebuah drama yang cukup sukses mengalihkan perhatian publik dari skandal Bank Century, bank gagal yang mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,7 trilyun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jauh melebihi Rp 1,3 trilyun yang disetujui DPR-RI.
Selain merupakan tabir asap alias pengalih isu, penahanan Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah oleh Mabes Polri dapat ditafsirkan sebagai usaha mencegah KPK bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam membongkar skandal Bank Century. Soalnya, investigasi kasus Bank Century
itu sudah didorong oleh Bibit Samad Riyanto, yang waktu itu masih aktif sebagai Wakil Ketua Bidang Investigasi KPK (Batam Pos, 31 Ag. 2009). Sedangkan BPK juga sedang meneliti pengikutsertaan dana publik di bank itu, atas permintaan DPRRI pra-Pemilu 2009.


Dari berbagai pemberitaan di media massa dan internet,nama dua orang deposan terbesar Bank Century telah muncul ke permukaan. Mereka adalah Siti Hartati Murdaya, pemimpin kelompok CCM (Central Cipta Mudaya) dan Boedi Sampoerna, salah seorang penerus keluarga Sampoerna, yang menyimpan trilyunan rupiah di bank itu sejak 1998. Sebelum Bank Century diambil alih oleh LPS, Boedi Sampoerna, seorang cucu pendiri pabrik rokok PT HM Sampoerna, Liem Seng Thee, masih memiliki simpanan sebesar Rp 1.895 milyar di bulan November
Sedangkan simpanan Hartati Murdaya sekitar Rp 321 milyar. Keduanya sama-sama penyumbang logistik SBY dalam Pemilu lalu. Beberapa deposan kelas kakap lainnya adalah PTPN Jambi, Jamsostek, dan PT Sinar Mas. Boedi Sampoerna sendiri, masih sempat menyelamatkan sebagian depositonya senilai US$ 18 juta, berkat bantuan surat-surat rekomendasi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri
waktu itu, Komjen (Pol) Susno Duadji pada tanggal 7 dan 17 April 2009 (Rusly 2009: 48; Haque 2009; Inilah.com, 25 Feb. 2009;Antara News, 10 Ag. 2009; Vivanews.com, 14 Sept. 2009; Forum
Keadilan, 29 Nov. 2009: 14).

Sunday, August 26, 2012

Penyusupan (Infiltrasi) Zionisme di Amerika -3

http://www.latinamericanstudies.org/columbus/columbus-chains.jpg 
 Christofer Colombus, bersama 300 orang Yahudi

Imigrasi Yahudi ke AS, sebagaimana yang disebutkan di dalam sejarah, dimulai pada tahun 1492
dan abad kelima Masehi. Pada tahun itu, Christofer Colombus, bersama 300 orang Yahudi
memasuki benua Amerika. 300 orang Yahudi ini adalah mereka yang setelah akhir pemerintahan
Arab, terusir dari Spanyol. Setelah peristiwa ini, yang dianggap sebagai awal mula migrasi Yahudi
ke benua Amerika, di awal abad ke-19 (tahun 1815) 6000 Yahudi datang ke Amerika yang mereka
ini kemudian dikenal dengan nama “Yahudi timur”. Mayoritas warga Yahudi imigran di Amerika ini
berasal dari Spanyol, Afrika Utara, negara-negara Arab dan Asia, terutama India. Setelah itu
gelombang ketiga migrasi Yahudi ke benua Amerika dimulai bersamaan dengan masa revolusi
dan kebangkitan di Eropa, antara tahun 1815 hingga 1884.
Di tahun-tahun ini, warga Yahudi yang datang ke Ameriak dari Jerman saja, sebanyak 100.000
(seratus ribu). Diantara tahun 1880 hingga 1930, perpindahan Yahudi Rusia dan eropa Timur ke
Amerika meningkat tajam. Dengan demikian jumlah warga Yahudi di Amerika telah melewati angka
200.000 (dua ratus ribu). Akan tetapi, saat ini dan di abad ke 21 ini, jumlah Yahudi di AS telah
melewati angka 6 juta jiwa. Angka ini menempati 3 persen dari keseluruhan jumlah penduduk AS.
Diantara para imigran lain yang memasuki benua Amerika, warga Yahudi lebih sukses dalam
menyusupkan diri ke tangah masyarakat Amerika.
Saat ini warga Yahudi Amerika memegang peran penting dan kunci di dalam struktur politik,
ekonomi, dan sosial negara ini. Selain itu lembaga-lembaga Yahudi Amerika juga meletakkan
rezim zionis di bawah payung perlindingan dan dukungan mereka, bahkan mereka membantu
anggaran belanja negara rezim zionis tiap tahunnya. Tambahan lagi, lobi-lobi zionis juga
merupakan alat penekan yang sangat aktif terhadap pemerintah AS, yang selalu bergerak untuk
mendukung politik ekspansif rezim zionis di Timur Tengah. Lobi atau lembaga politik, dalam kamus
politik digunakan untuk menyebut sebuah kelompok yang memiliki tujuan-tujuan dan kemaslahatan
bersama dengan sebuah negara tertentu, dan dengan menyusup ke dalam sistim politik negara
ketiga, termasuk ke dalam parlemen, mereka mengarahkan kebijakan politik negara ketiga ini ke
arah yang menguntungkan mereka, bahkan jika perlu mereka akan melakukan perubahanperubahan
pemerintahan di negara tersebut.
Biasanya, lobi-lobi ini melakukan berbagai aktifitas untuk mencpaai tujuan-tujuan mereka. Aktifitasaktifitas
itu mencakup wawancara dan dialog-dialog dengan para pemegang jabatan politik,
penyiapan laporan, penyampaian pidato, analisa dan perumusan hukum -hukum, bahkan bila perlu
penyusunan rancangan hukum dan menyodorkannya kepada parlemen negara yang mereka
susupi. Seusai peran dunia kedua, lobi zionis di bidang politik AS muncul sebagai sebuah lembaga
yang sangat kuat. Usaha Louis D. Bransid, utusan kader kepemimpinan zionisme Eropa ke AS
pada tahun 1914 dengan tujuan memberikan dukungan kepada warga Yahudi AS, memberikan
hasil lumayan, dengan membangkitkan emosi mereka lewat paparan “Penyelamatan Yahudi Dari
Kekejaman Kekuatan Asing”, dan muncul sebagai pembuka bagi pembentukan dan
pengorganisasian masyarakat Yahudi AS.
Setelah perang dunia kedua muncullah jaringan luas dari organisasi-organisasi Yahudi Amerika,
dan secara perlahan menguasasi segenap lembaga dan struktur politik, ekonomi dan sosial AS.
Dalam catatan terbaru yang tertsebar di AS, jumlah lembaga Yahudi AS mencapai 348, ditambah
lagi dengan 500 sinagog Yahudi di negara ini. Sinagog atau gereja Yahudi di AS, dewasa ini, tampil
sebagai lembaga-lembaga sosial moderen, bukan sekedar tempat beribadah, tetapi juga
merupakan pusat-pusat penyusunan program bagi semua warga Yahudi, yang semuanya
berusaha melakukan aktifitas-aktifitas sosial, kebudayaan, bahkan politik. Di dalam masyarakat
Yahudi AS, berlaku peribahasa yang sangat dikenal, yang selain mengandung satire di dalamnya,
juga menunjukkan cara berpikir warga Yahudi dan pandangan mereka terhadap lembaga-lembaga
tersebut. Peribahasa tersebut ialah, “Menjadi seorang Yahudi berarti menjadi anggota salah satu
lembaga Yahudi”.
Martin Best, dan Irk Robb, dalam buku “Yahudi Amerika dan Pandangan Baru Kepada Struktur
Sosial Amerika” memaparkan data-data infiltrasi Yahudi di dalam berbagai struktur AS, menulis
sebagai berikut: “26 persen wartawan, analis, pejabat lembaga-lembaga politik sosial, termasuk di
dalam pemerintahan AS dipegang oleh Yahudi. 59 persen dari para penulis dan para ahli hukum
terbaik di New York adalah orang Yahudi.13 persen dari mereka, di bawah usia 40 tahun,
memegang jabatan-jabatan penting di AS. 40 persen dari mereka juga hadir di dalam kongres AS.
7 dari 11 orang anggota Dewan Keamanan Nasional AS adalah Yahudi.
Dengan demikian, selain jabatan presiden, orang Yahudi memegang semua jabatan dan pos-pos
sensitif pemerintahan AS.” Yang menarik ialah sekitar 38 persen pegawai pemerintahan AS juga
dipegang oleh orang Yahudi, dimana sejumlah besar dari mereka, berada di departemen luar
negeri, pertahanan, keuangan dan kehakiman AS, dengan jabatan-jabatan penting, dan mereka
pulalah yang memegang rahasia-rahasia pemerintahan dan militer AS. Saat ini hampir 3 juta
Yahudi hidup di New York, dan selainnya menyebar di negara-negara bagian yang dikenal penting
dan memegang peran kunci di AS. California, Chichago,, Boston, Newjersey, Florida, dan Ohio,
adalah negara-negara bagian AS dimana jabatan-jabatan kuncinya di bidang politik dan ekonomi,
berada di tangan warga Yahudi Amerika.
Infiltrasi lobi Yahudi di gedung putih termasuk diantara masalah yang tak pernah dapat
disembunyikan. Herry Truman, presiden AS di tahun 50-an, menulis di dalam catatan hariannya
tentang pengaruh Yahudi di gedung putih sebagai berikut: “Selama tinggal di gedung putih, saya tak
pernah melihat tekanan dan propaganda yang sedemikian kuat.” Sementara itu, meskipun
masyarakat Yahudi AS menghadapi perselisihan internal, namun satu hal yang selalu menjadi
kesepakatan mereka ialah dukungan terhadap rezim Israel. Idiologi dukungan terhadap Israel
merupakan ide yang menguasai semua lembaga dan organisasi Yahudi di AS. Seluruh yayasan
sosial, baik pusat maupun lokal, menjadikan bantuan kepada Israel seagai program utama dan
pertama mereka. Akar ide seperti ini kembali kepada tahun 1897, yaitu saat deklarasi keberadaan
zionisme. Para pemimpin zionisme, sejak saat itu, berniat mendirikan sebuah pusat dengan tujuan
mencapai kekuatan yang kompak di dunia.
Dari sisi ini, sejak awal abad ke-20, organisasi dan lembaga-lembaga zionis di Eropa dan AS
memulai aktifitas mereka. Dan pada saat penyelenggaraan konferensi kedua zionisme pada tahun
1913, gerakan ini berhasil melebarkan pusat-pusat aktifitas mereka dari Eropa ke AS, Asia dan
Afrika. Diantara pusat terpenting aktifitas zionisme, ialah “Perwakilan Yahudi” yang saat ini
menguasasi lembaga-lembaga zionis di 60 negara. Investasi lembaga-lembaga ini dipenuhi dari
berbagai income “Perwakilan Yahudi” ini dan lembaga-lembaga zionis lain, bantuan-bantuan
keuangan dari para investor Yahudi, juga dari pajak-pajak wajib. Berdasarkan perkiraan terbaru,
saat ini 1/6 (seperenam) dari seluruh masyarakat Yahudi AS merupakan anggota sebuah lembaga
resmi Yahudi dinegara ini. Lembaga-lembaga zionis di AS disebut sebagai lembaga Yahudi,
dimana tujuan utama mereka ialah pelaksanaan “Program Yerusalem ”. Program Yerusalem di
susun pada tahun 1968 oleh Persatuan Zionis AS dan Konferensi Dunia Zionisme di AS. Program
Yerusalem, menganggap seluruh lembaga Yahudi berkomitmen untuk menyukseskan tujuantujuan
zionisme.
Sudah barang tentu peran dan kedudukan penting kelompok-kelompok Yahudi di AS selalu dalam
proses perubahan. Pada awalnya, tujuan-tujuan itu mencakup dukungan-dukungan keuangan dan
iuran-iuran yang sepenuhnya materiil. Akan tetapi dengan berlalunya waktu dan sesuai dengan
berbagai keperluan Israel, lobi zionis bekerja dalam menentukan kebijakan politik AS dalam
mendukung rezim ini. Dalam hal ini Gold Berg, seorang penulis AS berkata,
“Dalam melakukan balas dendam terhadap siapa saja atau lembaga mana saja, yang
menghadang di depan mereka atau rezim Israel, warga Yahudi memiliki cara yang tak ada taranya.
Siapa pun yang mergaukan hal ini dapat meneliti cerita-cerita tentang beberapa presiden AS yang
membangkang terhadap kepentingan Israel.”