Angin segar terhembus bagi hubungan Iran dan Amerika serikat (AS), ini ditandai dengan pernyataan Obama yang mengatakan bahwa Iran berhak memiliki energi nuklir. Hal itu terlontar saat BBC mewawancarai Obama terkait tentang pengembangan nuklir Iran. “tanpa melihat hal yang spesifik, apa yang saya yakini adalah Iran memiliki urusan yang sah soal energi, aspirasi yang sah. disisi lain, komunitas internasional pun memiliki kepentingan yang sangat nyata dalam mencegah perlombaan senjata di kawasan”. Ucap Obama saat diwawancarai oleh BBC.
Ini merupakan angin segar bagi tahap rekonsiliasi atas hubungan AS dan Iran yang sebelumnya memanas terutama pada masa pemerintahan Bush. Bush menuduh Iran sebagai poros setan bersama Korut yang dengan semena-mena mengembangkan energi nuklir terutama untuk senjata. Dan ini merupakan janji Obama saat kampanye Pilpres AS tahun lalu yang berjanji akan memperbaiki hubungan kedua negara itu. Izin Obama terhadap Iran ini bukan tanpa syarat, Iran harus benar-benar membuktikan kalau energi nuklirnya itu dikembangkan untuk tujuan damai dan bukan untuk senjata pemusnah masal yang ditakuti banyak kalangan terutama barat.
Walaupun perang dingin telah usai, tetapi saat ini banyak negara yang berlomba-lomba untuk memodernisasi dan mengembangkan kapabilitas militernya guna menjaga kedaulatan tiap negara masing-masing dari ancaman yang datang dari luar dan dari dalam terutama ancaman akan serangan teroris yang mengemuka pasca kejadian 9/11 di AS. Arm race, rasanya kata yang tepat untuk menggambarkan dinamika mileterisme dunia, ini yang menjadi ketakutan banyak pihak jika perlombaan senjata itu nantinya berujung pada adu kekuatan antar negara.
Ini dijadikan konsep untuk “jaga diri”. Terkait pernyataan Obama diatas, maka dapat disimpulkan bahwa energi yang berasal dai nuklir itu jika dipergunakan untuk tujuan damai maka setiap negara berhak untuk memilikinya dan pengembangkannya. Beda hal dengan tindakan Korut yang saat ini sedang mengembangkan energi nuklirnya dan sudah memiliki energi nuklir, yang dipergunakan untuk militer dan senjata. Ini dilakukannya untuk menunjukkan jati diri Korut dan harga diri Korut yang terkucilkan agar makin diperhitungkan di dunia internasional.
Lantas bagaimana dengan Indonesia?, negara yang memiliki ribuan pulau dan sangat rentan akan serangan fisik dari dalam dan dari luar negeri. Ambalat contohnya, semangat yang berkobar untuk menabu genderang perang sudah tidak diragukan lagi tetapi apakah militer kita sanggup untuk menjadi kendaraan jika terjadi perang? dan sudahkah kita merasakan energi nuklir untuk energi listrik dan lainnya yang dikembangkan bangsa ini?
Kepala Intelijen Inggris memperingatkan bahwa Israel akan melancarkan aksi militer untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir sekitar Natal.
Sebuah laporan pengawas PBB tentang ambisi nuklir Iran telah mendiskreditkan Iran yang mengaku tak bersalah, menurut Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Badan Energi Atom Internasional menemukan bahwa Iran sedang mengembangkan fasilitas uji coba nuklir, detonator nuklir, dan program komputer untuk hulu ledak nuklir yang cocok dengan rudal yang ada.
Sumber-sumber mengatakan pemahaman pejabat pemerintah Inggris adalah bahwa Israel akan berusaha untuk menyerang situs nuklir itu secepatnya dengan dukungan logistik dari Amerika Serikat.
Seorang tokoh senior Kementerian Luar Negeri Inggris mengungkapkan bahwa menteri telah diberitahu untuk mengantisipasi aksi militer Israel. "Kami memperkirakan terjadi sekitar Natal atau awal tahun depan," tambahnya.
Para pejabat Inggris percaya Presiden Barack Obama akan mendukung Israel atau menghadapi risiko kehilangan dukungan Yahudi-Amerika dalam pemilihan presiden berikutnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, sumber Kementerian Pertahanan membenarkan bahwa rencana kontinjensi telah dibuat dalam hal Inggris memutuskan untuk mendukung aksi militer.
Tapi sumber itu mengesampingkan dukungan Inggris langsung. "Tentu saja kami tidak mendukung pengembangan bom Iran, namun apakah kami mengira mereka akan menggunakannya, tidak," ujarnya.
"Kekhawatiran lebih besar adalah tidak mungkin untuk menghentikan Arab Saudi dan Turki untuk mengembangkan senjata mereka sendiri."
Hague mengatakan akan mendorong lebih banyak sanksi terhadap Teheran ketika komite IAEA bertemu akhir bulan ini.
Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bersumpah tidak akan mundur sedikit pun dari program nuklirnya.
Timur Tengah masih memanas gara-gara provokasi Israel dan sekutunya yang ingin menyerang Iran terkait fasilitas nuklir negara itu. Mantan presiden Iran, Mohammad Khatami, mengatakan bilamana itu benar maka Israel cs bakal menghadapi seluruh warga Iran bersatu padu.
"Seandainya benar akan terjadi intervensi militer di Iran, maka seluruh faksi termasuk yang reformis maupun non reformis akan bersatu dan berperang bersama," kata Khatami yang sebetulnya pengkritik setia kebijakan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Ia menambahkan, tak percaya dengan laporan Badan Atom Internasional yang mengklaim Iran teknologi nuklir Iran menuju ke teknologi militer. "Klaim itu sungguh ide yang buruk dan itu skenario sengaja untuk meningkatkan tekanan pada Iran," kata dia.
Tekanan demi tekanan atas Iran membuat warganya mulai melakukan aksi. Semisal sejumlah mahasiswa yang merencanakan membuat rantai manusia di sekeliling fasilitas pengayaan uranium Isfahan, demikian dilaporkan Fars.
"Demonstrasi ini memperlihatkan kalau generasi muda Iran rela mengorbankan jiwa mereka jika diserang Israel," demikian para pendemo.
No comments:
Post a Comment