Sunday, August 26, 2012

Penyusupan (Infiltrasi) Zionisme di Amerika -3

http://www.latinamericanstudies.org/columbus/columbus-chains.jpg 
 Christofer Colombus, bersama 300 orang Yahudi

Imigrasi Yahudi ke AS, sebagaimana yang disebutkan di dalam sejarah, dimulai pada tahun 1492
dan abad kelima Masehi. Pada tahun itu, Christofer Colombus, bersama 300 orang Yahudi
memasuki benua Amerika. 300 orang Yahudi ini adalah mereka yang setelah akhir pemerintahan
Arab, terusir dari Spanyol. Setelah peristiwa ini, yang dianggap sebagai awal mula migrasi Yahudi
ke benua Amerika, di awal abad ke-19 (tahun 1815) 6000 Yahudi datang ke Amerika yang mereka
ini kemudian dikenal dengan nama “Yahudi timur”. Mayoritas warga Yahudi imigran di Amerika ini
berasal dari Spanyol, Afrika Utara, negara-negara Arab dan Asia, terutama India. Setelah itu
gelombang ketiga migrasi Yahudi ke benua Amerika dimulai bersamaan dengan masa revolusi
dan kebangkitan di Eropa, antara tahun 1815 hingga 1884.
Di tahun-tahun ini, warga Yahudi yang datang ke Ameriak dari Jerman saja, sebanyak 100.000
(seratus ribu). Diantara tahun 1880 hingga 1930, perpindahan Yahudi Rusia dan eropa Timur ke
Amerika meningkat tajam. Dengan demikian jumlah warga Yahudi di Amerika telah melewati angka
200.000 (dua ratus ribu). Akan tetapi, saat ini dan di abad ke 21 ini, jumlah Yahudi di AS telah
melewati angka 6 juta jiwa. Angka ini menempati 3 persen dari keseluruhan jumlah penduduk AS.
Diantara para imigran lain yang memasuki benua Amerika, warga Yahudi lebih sukses dalam
menyusupkan diri ke tangah masyarakat Amerika.
Saat ini warga Yahudi Amerika memegang peran penting dan kunci di dalam struktur politik,
ekonomi, dan sosial negara ini. Selain itu lembaga-lembaga Yahudi Amerika juga meletakkan
rezim zionis di bawah payung perlindingan dan dukungan mereka, bahkan mereka membantu
anggaran belanja negara rezim zionis tiap tahunnya. Tambahan lagi, lobi-lobi zionis juga
merupakan alat penekan yang sangat aktif terhadap pemerintah AS, yang selalu bergerak untuk
mendukung politik ekspansif rezim zionis di Timur Tengah. Lobi atau lembaga politik, dalam kamus
politik digunakan untuk menyebut sebuah kelompok yang memiliki tujuan-tujuan dan kemaslahatan
bersama dengan sebuah negara tertentu, dan dengan menyusup ke dalam sistim politik negara
ketiga, termasuk ke dalam parlemen, mereka mengarahkan kebijakan politik negara ketiga ini ke
arah yang menguntungkan mereka, bahkan jika perlu mereka akan melakukan perubahanperubahan
pemerintahan di negara tersebut.
Biasanya, lobi-lobi ini melakukan berbagai aktifitas untuk mencpaai tujuan-tujuan mereka. Aktifitasaktifitas
itu mencakup wawancara dan dialog-dialog dengan para pemegang jabatan politik,
penyiapan laporan, penyampaian pidato, analisa dan perumusan hukum -hukum, bahkan bila perlu
penyusunan rancangan hukum dan menyodorkannya kepada parlemen negara yang mereka
susupi. Seusai peran dunia kedua, lobi zionis di bidang politik AS muncul sebagai sebuah lembaga
yang sangat kuat. Usaha Louis D. Bransid, utusan kader kepemimpinan zionisme Eropa ke AS
pada tahun 1914 dengan tujuan memberikan dukungan kepada warga Yahudi AS, memberikan
hasil lumayan, dengan membangkitkan emosi mereka lewat paparan “Penyelamatan Yahudi Dari
Kekejaman Kekuatan Asing”, dan muncul sebagai pembuka bagi pembentukan dan
pengorganisasian masyarakat Yahudi AS.
Setelah perang dunia kedua muncullah jaringan luas dari organisasi-organisasi Yahudi Amerika,
dan secara perlahan menguasasi segenap lembaga dan struktur politik, ekonomi dan sosial AS.
Dalam catatan terbaru yang tertsebar di AS, jumlah lembaga Yahudi AS mencapai 348, ditambah
lagi dengan 500 sinagog Yahudi di negara ini. Sinagog atau gereja Yahudi di AS, dewasa ini, tampil
sebagai lembaga-lembaga sosial moderen, bukan sekedar tempat beribadah, tetapi juga
merupakan pusat-pusat penyusunan program bagi semua warga Yahudi, yang semuanya
berusaha melakukan aktifitas-aktifitas sosial, kebudayaan, bahkan politik. Di dalam masyarakat
Yahudi AS, berlaku peribahasa yang sangat dikenal, yang selain mengandung satire di dalamnya,
juga menunjukkan cara berpikir warga Yahudi dan pandangan mereka terhadap lembaga-lembaga
tersebut. Peribahasa tersebut ialah, “Menjadi seorang Yahudi berarti menjadi anggota salah satu
lembaga Yahudi”.
Martin Best, dan Irk Robb, dalam buku “Yahudi Amerika dan Pandangan Baru Kepada Struktur
Sosial Amerika” memaparkan data-data infiltrasi Yahudi di dalam berbagai struktur AS, menulis
sebagai berikut: “26 persen wartawan, analis, pejabat lembaga-lembaga politik sosial, termasuk di
dalam pemerintahan AS dipegang oleh Yahudi. 59 persen dari para penulis dan para ahli hukum
terbaik di New York adalah orang Yahudi.13 persen dari mereka, di bawah usia 40 tahun,
memegang jabatan-jabatan penting di AS. 40 persen dari mereka juga hadir di dalam kongres AS.
7 dari 11 orang anggota Dewan Keamanan Nasional AS adalah Yahudi.
Dengan demikian, selain jabatan presiden, orang Yahudi memegang semua jabatan dan pos-pos
sensitif pemerintahan AS.” Yang menarik ialah sekitar 38 persen pegawai pemerintahan AS juga
dipegang oleh orang Yahudi, dimana sejumlah besar dari mereka, berada di departemen luar
negeri, pertahanan, keuangan dan kehakiman AS, dengan jabatan-jabatan penting, dan mereka
pulalah yang memegang rahasia-rahasia pemerintahan dan militer AS. Saat ini hampir 3 juta
Yahudi hidup di New York, dan selainnya menyebar di negara-negara bagian yang dikenal penting
dan memegang peran kunci di AS. California, Chichago,, Boston, Newjersey, Florida, dan Ohio,
adalah negara-negara bagian AS dimana jabatan-jabatan kuncinya di bidang politik dan ekonomi,
berada di tangan warga Yahudi Amerika.
Infiltrasi lobi Yahudi di gedung putih termasuk diantara masalah yang tak pernah dapat
disembunyikan. Herry Truman, presiden AS di tahun 50-an, menulis di dalam catatan hariannya
tentang pengaruh Yahudi di gedung putih sebagai berikut: “Selama tinggal di gedung putih, saya tak
pernah melihat tekanan dan propaganda yang sedemikian kuat.” Sementara itu, meskipun
masyarakat Yahudi AS menghadapi perselisihan internal, namun satu hal yang selalu menjadi
kesepakatan mereka ialah dukungan terhadap rezim Israel. Idiologi dukungan terhadap Israel
merupakan ide yang menguasai semua lembaga dan organisasi Yahudi di AS. Seluruh yayasan
sosial, baik pusat maupun lokal, menjadikan bantuan kepada Israel seagai program utama dan
pertama mereka. Akar ide seperti ini kembali kepada tahun 1897, yaitu saat deklarasi keberadaan
zionisme. Para pemimpin zionisme, sejak saat itu, berniat mendirikan sebuah pusat dengan tujuan
mencapai kekuatan yang kompak di dunia.
Dari sisi ini, sejak awal abad ke-20, organisasi dan lembaga-lembaga zionis di Eropa dan AS
memulai aktifitas mereka. Dan pada saat penyelenggaraan konferensi kedua zionisme pada tahun
1913, gerakan ini berhasil melebarkan pusat-pusat aktifitas mereka dari Eropa ke AS, Asia dan
Afrika. Diantara pusat terpenting aktifitas zionisme, ialah “Perwakilan Yahudi” yang saat ini
menguasasi lembaga-lembaga zionis di 60 negara. Investasi lembaga-lembaga ini dipenuhi dari
berbagai income “Perwakilan Yahudi” ini dan lembaga-lembaga zionis lain, bantuan-bantuan
keuangan dari para investor Yahudi, juga dari pajak-pajak wajib. Berdasarkan perkiraan terbaru,
saat ini 1/6 (seperenam) dari seluruh masyarakat Yahudi AS merupakan anggota sebuah lembaga
resmi Yahudi dinegara ini. Lembaga-lembaga zionis di AS disebut sebagai lembaga Yahudi,
dimana tujuan utama mereka ialah pelaksanaan “Program Yerusalem ”. Program Yerusalem di
susun pada tahun 1968 oleh Persatuan Zionis AS dan Konferensi Dunia Zionisme di AS. Program
Yerusalem, menganggap seluruh lembaga Yahudi berkomitmen untuk menyukseskan tujuantujuan
zionisme.
Sudah barang tentu peran dan kedudukan penting kelompok-kelompok Yahudi di AS selalu dalam
proses perubahan. Pada awalnya, tujuan-tujuan itu mencakup dukungan-dukungan keuangan dan
iuran-iuran yang sepenuhnya materiil. Akan tetapi dengan berlalunya waktu dan sesuai dengan
berbagai keperluan Israel, lobi zionis bekerja dalam menentukan kebijakan politik AS dalam
mendukung rezim ini. Dalam hal ini Gold Berg, seorang penulis AS berkata,
“Dalam melakukan balas dendam terhadap siapa saja atau lembaga mana saja, yang
menghadang di depan mereka atau rezim Israel, warga Yahudi memiliki cara yang tak ada taranya.
Siapa pun yang mergaukan hal ini dapat meneliti cerita-cerita tentang beberapa presiden AS yang
membangkang terhadap kepentingan Israel.”

No comments:

Post a Comment