Friday, November 9, 2012

Serbuan Bangsa Mongol (1)




SERANGAN MONGOL“JENGIS KHAN DAN HULAKO KHAN”

12th century Eurasia

                         
 

Pendahuluan:
Sesungguhnya invansi pasukan mongol terhadap wilayah-wilayah Islam adalah tragedy besar yang tidak ada tandingannya sebelum ini dan sesudahnya. Kendati sebelumnya didahului dengan perang salib, sesungguhnya perang salib tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan invansi pasukan mongol. Betapapun banyaknya jumlah korban perang dari kaum muslimin pada keseluaruhan perang salib, sesungguhnya itu masih relative kecil jika dibandingkan dengan jumlah korban perang dari kalangan kaum muslimin pada satu perang diantara sekian banyaknya perang yang dilancarkan pasukan Mongol secara brutal dan sadis tersebut.  Kaum muslimin mengalami kerugian yang tidak terhitung akibat kolonialisme modern, namun penghancuran oleh para penjajah di seluruh negeri tidak sebanding dengan penghancuran oleh pasukan Mongol terhadap satu kota saja Bagdad misalnya.
Barangkali manusia tidak pernah melihat pembantaian, pembunuhan dan penghancuran yang sadis dan kejam dalam sejarahnya, kecuali pembantaian di akhir perjalanan dunia nanti oleh Ya’juj dan Ma’juj. Dajjal saja tidak membunuh pengikutnya dan hanya, membunuh para penentangnya. Sedangkan mereka bangsa Mongol tersebut tidak menyisahkan seorang pun, semuanya dibabat habis. Tidak ada pengecualian antara laki-laki, wanita dan anak-anak. Mereka belah perut wanita-wanita hamil kemudian membunuh bayi-bayinya.
Invasi pasukan mongol berimbas pada perubahan social, moralitas dan politik terhadap negeri-negeri Islam. Sebagaimana invansi pasukan Mongol mengakibatkan dampak negative dalam masyarakat Islam, disamping itu juga mengakibatkan dampak positif bagi ummat Islam, yaitu membangun perasaan kaum muslimin terhadap pentingnya persatuan dan membuang jauh-jauh perpecahan.
Jikalau ditelusuri historisnya, umat Islam pada waktu itu tersebar dimana-mana dari jazirah Arab sampai Eropa dibawah naungan Negara-negara Islamiyah, yang sudah barang tentu system pemerintahannya sudah mulai mendekati ideal, disamping itu pula, peradapan dan ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat, ini semunya menandakan bahwa pada waktu itu ilmuwan dan cendekiawan muslim mulai banyak seperti Ibnu Taimiyah. Akan tetapi ironis sekali bilamana Negara Islam tatkala itu dikikis habis oleh Negara Mongol, bagaikan debu yang ada di atas batu licin yang diterpa angin yang kencang. Atas dasar pertimbangan itulah, penulis akan mencoba menguak dan menelusuri sebab-musabab keberhasilan Mongol menguasai Negara Islam dan termasuk menghancurkan Bagdad. Sebagai sentral umat Islam pada waktu itu, disamping itu pula, penulis akan menggali sejarah sebab hancurnya Negara-negara Islam.
Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul Serangan-Serangan Mongol : Jengis Khan dan Hulako Khan adalah sebagai berikut :
o   Latar Belakang Bangsa Mongol
o   Agamanya
o   Sejarah Perkembangannya
o   Serangan-serangan Jengis Khan dan Hulaho Khan
o   Dampak Positif dan Negatif atas Invasi Mongol

Latar Belakang Bangsa Mongol
Asal mula bangsa Mongol adalah dari masyarakat hutan yang mendiami Siberia dan Mongol Luar di sekitar danau Baikal dan pegunungan Altani tepatnya di bagian barat laut Cina Sebenarnya mereka itu bukanlah suku nomad yang berpindah-pindah dari satu stepa ke stepa yang lain, walapun mereka menaklukkan banyak stepa dengan ketangkasannya menunggang kuda.
Pemimpin atau Khan bangsa Mongol yang pertama diketahui dalam sejarah adalah Yesugei (w. 1175). Ia adalah ayah Chinggis (Chingis atau Jengis). Chinggis aslinya bernama Temijin, seorang pandai besi yang mencuat namanya karena perselisihan yang dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril, seorang kepala suku Kereyt. Chinggis sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yang diberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206, atau juga disebut Chingis Khan/Raya yang Agung, ketika ia berumur 44 tahun. Perlu diketahui juga, bahwasannya bangsa Mongol adalah bangsa yang pemberani dan tegar dalam berperang.
Agama Bangsa Mongol
Bangsa Mongol tidak memeluk salah satu agama samawi dari ketiga agama samawi. Padahal mereka hidup dan berinteraksi dengan pengikut agama Yahudi, Kristen dan Islam. Jengis Khan juga menyempurnakan moral masyarakatnya dengan undang-undang yang dibuatnya, yaitu Ilyasa atau Yasaq.(Diantara ajaran yang terdapat dalam kitab Ilyasa adalah 1. Barangsiapa yang melakukan hubungan diluar nikah, maka harus dibunuh, baik yang sudah pernah nikah atau belum. 2. Barngsiapa yang melakukan hubungan seksual akan dibunuh. 3. Barangsiapa yang berdusta dengan sengaja, maka dibunuh. 4. Barangsiapa yang menyihir, maka akan dibunuh. 5. Barangsiapa yang buang air kecil di air yang tidak bergerak, maka akan dibunuh. 6. Dan lain-lain. Lihat : Ibnu Atsir, Al-Kamil Fi at-Tarikh (Beirut : Dar al-Fikr, 1986), Jilid XII. 360.)
Disamping itu juga, Jengis Khan juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Sebagai konsekwensinya, rakyat Mongol harus menghormati rajanya (Diantara contoh penghormatan bangsa Mongol terhadap rajanya adalah : a. Taat buta sesuai dengan kemampuannya. b. Rakyat Mongol harus menyerahkan anak gadisnya yang berparas cantik kepada rajanya untuk diperistri dan para pembantunya diberi kebebasan untuk memilih sisanya. c. Mereka memanggil rajanya dengan nama aslinya. d. Barangsiapa berjalan melewati orang yang sedang makan, ia boleh ikut nimbrung makan) tentara yang mau perperang harus diinspeksi terlebih dahulu dan perempuan harus siap membayar pajak jika lelakinya pergi berperang, ia juga mendirikan pos untuk mengetahui berita tentang kerajaanya, ia melarang penyerbuan terhadap agama, sekte agama dan mencegah terjadinya perbedaan dalam agama. Ternyata Jengis Khan ingin mengambil hati kaum muslimin dengan tidak mengusik kelompoknya, dan menghormati Nabi SAW, yang ketika itu Islam sudah meluas hingga ke wilayahnya, guna menghadapi tantangan dan meluaskan wilyah ke luar negeri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri Islam.

Perkembangan Bangsa Mongol
Bangsa yang dipimpinnya itu meluaskan wilyah ke Tibet (Cina barat laut), dan Cina, 1213, serta dapat menaklukkan Beijing tahun 1215. ia menundukkan Turkestan tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khawarazm Syah. Invasi Gubernur Khawarazm membunuh para utusan Chinggis yang disertai oleh para saudagar Islam. Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam, dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarazm 1219-1220, padahal sebelummnya, mereka justru hidup berdampingan secara damai satu sama lain. Kota Bukhara di Samarkand yang di dalamnya terdapat  makam Imam Bukhari, salah seorang perawi Hadits yang termasyhur, dihancurkan, Balk, dan kota-kota lain yang mempunyai peradapan  Islam yang tinggi, di Asia Tengah juga tidak luput dari penghancuran. Jalaluddin, penguasa Khawarazm yang berusaha meminta bantuan kepada khalifah Abbasiyah di Bagdad, menghindarkan diri dari serbuan Mongol, ia diburu oleh lawannya hingga ke India 1221, yang akhirnya ia lari ke Barat. Toluy, salah seorang anak Chinggis, diutus ke Khurrasan sementara anaknya yang lain, yakni Jochi dan Chaghatay bergerak untuk merebut  wilayah sungai Sir Darya Bawah dan Khawarazm.Wilayah kekuasaan Jengis Khan yang luas dibagi untuk empat orang putranya sebelum ia meninggal dunia tahun 624/1227. (Tujuan pembagian wilayah imperium tersebut sebenarnya adalah untuk menciptakan administrasi yang kokoh, akan tetapi yang terjadi sebaliknya, yaitu merangsang sejumlah pertempuran untuk merebutkan kekuasaan di kalangan keturunan Jengis Khan, yaitu merebutkan warisan ayahnya. Hal ini disebabkan oleh sifat ambiguitas yang melekat di dalam konsep kenegaraan Mongol. Lihat : Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societies (USA : Cambridge University Press, 1988), 428.)
 
Pertama ialah Jochi, anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagaian Barat dan Stepa Qipchaq yang membentang hingga Rusia selatan, di dalamnya terdapat Khawarazm. Namun ia meninggal dunia sebelum wafat ayahnya Jengis, dan wilayah warisannya itu diberikan kepada anak Jochi yang bernama Batu atau Orda. Batu mendirikan Horde (kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung dalam abad ke 14 yang kemudian muncul sebagai ke khanan yang bermacam ragamnya di Rusia, Siberia dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astrakhan, Qazan, Qasimov, Tiumen, Bukhara, dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg, salah satu cabang keturunan Jochi berkuasa di Khawarazm dan Transoxania dalam abad ke 15 dan 16.

Kedua adalah Chaghatay, mendapat wilayah berbentang ke Timur, sejak dari Transocania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina. Cabang barat dari keturunan Chaghatai yang bermukim di Tranxosania segera masuk ke dalam lingkungan pengaruh Islam, namun akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan Timur Lenk. Sedangkan cabang timur dari keturunan Chaghatay berkembang di Semirechye, Ili, T’ien Syan di Tamrin. Mereka lebih tahan terhadap pengaruh Islam, tetapi akhirnya mereka ikut membantu menyebarkan Islam di wilayah Turkistan Cina dan bertahan disana hingga abad ke XVII. 
Ketiga bernama Ogedey, adalah putra Jengis Khan yang terpilih oleh dewan Pimpinan Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yang mempunyai wilayah di Pamirs dan Tien Syan. Tetapi dua generasi Khan tertinggi jatuh ke tangan keturunan Toluy. Walaupun demikian, cucu Ogedey yang bernama Qaydu dapat mempertahankan wilayahnya di Pamirs dan Tien Syan, mereka berperang melawan anak turun Chaghatay dan Qubulay Khan, hingga ia meninggal dunia tahun 1301.
Keempat adalah Tuli, si bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak-anaknya, yakni Mongke dan Qubulay menggantikan Ogedey sebagai Khan Agung. Mongke bertahan di Mongolia yang ber ibu kota di Qaraqarum. Sedangkan Qubulay Khan menaklukan Cina dan berkuasa disana yang dikenal sebagai dinasti Yuan yang memerintah hingga abad ke-XIV, yang kemudian digantikan dinasti Ming. Mereka memeluk agama Budha yang berpusat di Beijing, dan mereka akhirnya bertikai melawan saudara-saudaranya dari Khan-Khan Mongol yang beragama Islam di Asia Barat dan Rusia. Adalah Hulako Khan, (Hulako Khan dilahirkan semasa hidup Jengis Khan tepatnya sepuluh tahun sebelum meninggalnya Jengis Khan tahun 614 H / 1217 M. Nasab keturunannya sebagaimana dikatakan oleh sejarawan adalah Hulako Khan bin Tuli Khan bin Jengis Khan. Ibnu Katsir mengatakan : Hulako Khan adalah Raja Mongol bin raja Mongol. Ia adalah anak dari raja-raja mereka, orang awam menyebutnya Hulawun, Ibnu Katsir menambahkan bahwa Hulako adalah seorang raja yang dictator, sadis dan tidak bermoral. Ia bantai kaum muslimin di Timur dan di Barat dalam jumlah yang besar dan hanya Allah yang tahu berapa jumlahnya, dan dia tidak menganut agama apapun. Lihat : Al-Bidayah wa an-Nihayah, Jilid XIII, 248)saudara Mongke Khan dan Qubulay Khan, yang menyerang wilayah-wilayah Islam sampai ke Bagdad.
 

bersambung .................2

No comments:

Post a Comment